SABANG – Kegiatan Aceh International Orienteering (AIO) resmi dibuka dengan tabuhan rapai, menandai dimulainya event sport tourism yang diikuti oleh 150 atlet dari lokal hingga internasional. Pembukaan AIO berlangsung di Arena Sabang Fair pada Jumat (6/9/2024), dipimpin oleh Pj Wali Kota Sabang, Andri Nourman, dan dihadiri oleh Forkopimda serta Kapok Sahli Kodam Iskandar Muda.
Dalam acara tersebut, Federasi Orienteering Nasional Indonesia (FONI) Aceh memberikan selempang Duta Orienteering Aceh kepada Eggy Fegri Lindira Putri, Puteri Indonesia Aceh 2022. Penunjukan ini bertujuan untuk mempromosikan olahraga orienteering kepada masyarakat, khususnya di Aceh.
Pj Wali Kota Sabang, Andri Nourman, menyatakan bahwa Aceh International Orienteering lebih dari sekadar kompetisi olahraga. “Event ini adalah momen berharga untuk mempererat persahabatan antarbangsa, berbagi pengalaman, dan memperkenalkan kekayaan alam serta budaya Aceh,” ujarnya.
Peserta akan menempuh rute yang melewati tujuh desa wisata di Sabang, dan Andri berharap mereka dapat menikmati potensi wisata yang ada di setiap desa tersebut. “Aceh International Orienteering merupakan salah satu cara Pemerintah Aceh untuk memperkenalkan keindahan alam dan budaya provinsi ini kepada dunia,” jelasnya.
Andri juga menekankan bahwa Sabang adalah lokasi yang ideal untuk kegiatan ini dan berharap event ini dapat meningkatkan pamor sektor pariwisata Aceh. “Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan acara ini. Semoga AIO dapat menjadi agenda tahunan yang berkembang dan dikenal di tingkat internasional,” tambahnya.
Ketua FONI Aceh, Abdul Mukti, mengungkapkan bahwa orienteering adalah olahraga yang baru berkembang di Aceh. “Kegiatan ini istimewa karena merupakan kompetisi pertama yang diadakan di Aceh, menjadi kebanggaan bagi semua,” ungkapnya.
Mukti mendorong peserta untuk menghadapi tantangan dengan semangat dan fokus, serta menikmati setiap momen. “Orienteering bukan hanya tentang siapa yang sampai lebih dulu, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakan strategi untuk mengatasi tantangan di medan yang tak terduga,” jelasnya.
Dia berharap dari ajang ini akan lahir atlet-atlet hebat yang dapat mewakili Aceh dan Indonesia, terutama di ajang FORNAS 2025 di Lombok, Nusa Tenggara Barat. “Semoga semangat dan prestasi yang ditunjukkan oleh para peserta dapat menginspirasi generasi mendatang,” tutupnya.
Dengan berbagai kegiatan menarik yang dihadirkan, Aceh International Orienteering diharapkan dapat menjadi ajang yang memperkuat citra Aceh sebagai destinasi pariwisata dan olahraga yang menarik.