GlobalKini.com | BANDA ACEH – Pemerintah Aceh terus melangkah maju dalam upaya menanggulangi masalah stunting dengan mengimplementasikan program-program kreatif yang fokus pada peningkatan konsumsi protein hewani. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Aceh, Sulasmi, memberikan penjelasan mendalam mengenai strategi ini yang ditujukan untuk memperbaiki status gizi anak-anak di daerah tersebut.
Dalam sebuah konferensi pers yang digelar di kantor Dinas Kesehatan Aceh, Sulasmi menyoroti pentingnya memperkenalkan kebiasaan makan protein hewani tinggi yang bersumber dari pangan lokal. Ia menjelaskan bahwa mengonsumsi makanan seperti telur, ayam, daging, dan ikan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan anak-anak. “Cakupan perkembangan anak-anak dapat semakin baik dengan mengonsumsi protein hewani tinggi,” kata Sulasmi. Senin (11/12/2023).
Fokus utama dari program ini adalah mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi lokal dalam memenuhi kebutuhan gizi, terutama melalui sumber protein hewani. Sulasmi menegaskan bahwa daging ayam dianggap sebagai sumber protein hewani berkualitas tinggi karena mengandung asam amino essensial yang lengkap dan asam lemak tidak jenuh. Namun, dia juga menekankan pentingnya mengonsumsi beragam sumber protein hewani, termasuk telur, ikan, dan daging lainnya.
Dalam upaya untuk memberikan dukungan lebih lanjut, pemerintah setempat telah mengalokasikan dana khusus untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal, yang ditujukan khusus untuk balita dan ibu hamil. Program ini bertujuan meningkatkan status gizi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sekaligus memberikan solusi konkret untuk mengurangi tingkat stunting di kalangan anak-anak.

“Pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal dapat meningkatkan status gizi balita dan ibu hamil sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,” ujar Sulasmi. “Prinsipnya, makanan tambahan ini dapat diberikan pagi dan siang, atau siang dan malam, tanpa menggantikan makanan wajib sehari-hari.”
Lebih lanjut, Sulasmi menekankan bahwa konsumsi protein hewani perlu disesuaikan dengan usia anak-anak. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk lebih fleksibel dalam memberikan makanan tambahan tanpa mengabaikan kebutuhan nutrisi yang diperlukan. “Misalnya, ibu-ibu dapat mengolah nugget dengan bahan dasar ikan dan daging. Anak-anak dapat mengonsumsi satu telur rebus atau telur goreng setiap hari,” tambahnya.
Upaya ini juga diarahkan untuk memperkaya pola makan anak-anak dengan variasi nutrisi, mengingat anak-anak cenderung lebih bersedia menerima makanan yang beragam dari segi rasa dan tampilan. Pemanfaatan kreativitas dalam pengolahan makanan diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk lebih aktif terlibat dalam proses ini.
Dalam konteks ini, Sulasmi menyampaikan harapannya bahwa melalui sosialisasi yang gencar, pengetahuan dan kesadaran masyarakat Aceh terkait manfaat protein hewani dalam pencegahan stunting dapat meningkat. “Sosialisasi ini tidak hanya tentang memberikan informasi, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat untuk melakukan perubahan positif dalam pola makan sehari-hari,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Pemerintah Aceh telah melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, puskesmas, dan organisasi non-pemerintah, dalam menyebarkan informasi dan memberikan edukasi terkait pentingnya protein hewani. Dengan melibatkan lebih banyak elemen masyarakat, diharapkan pesan ini dapat mencapai lebih banyak individu dan keluarga di tingkat lokal.
Dalam pandangan Sulasmi, kolaborasi antarstakeholder merupakan kunci keberhasilan program ini. “Kami membutuhkan dukungan dari semua pihak untuk mencapai perubahan positif yang signifikan dalam mengatasi stunting di Aceh. Semua elemen masyarakat perlu bersatu untuk mencapai tujuan ini,” tandasnya.
Sementara program ini masih dalam tahap awal implementasinya, masyarakat Aceh diharapkan dapat merespon positif dan aktif berpartisipasi dalam perubahan menuju pola makan yang lebih seimbang dan bergizi. Seiring berjalannya waktu, dampak positif dari upaya ini diharapkan dapat terlihat dalam menurunnya tingkat stunting dan peningkatan kesehatan anak-anak di Aceh. ADV