Globalkini.com | Aceh – Tari Meusare-Sare adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Aceh, Indonesia. Secara harfiah, Meusare-Sare berarti “bersama-sama” atau “bergotong-royong.” Tarian ini menggambarkan semangat gotong-royong yang melekat kuat dalam masyarakat Aceh, terutama dalam usaha mata pencaharian mereka sebagai nelayan dan petani. Melalui gerakan-gerakan yang disertai dengan musik dan irama yang khas, tarian ini mencerminkan kebersamaan dan kerjasama yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu gerakan yang ditampilkan dalam Tari Meusare-Sare adalah Tari Tarek Pukat. Dalam gerakan ini, penari menggambarkan orang-orang yang sedang bekerja sama untuk menarik jala untuk menangkap ikan di laut. Gerakan-gerakan lincah dan sinkron ini mencerminkan kekompakan dan kerja sama tim yang diperlukan dalam usaha penangkapan ikan. Para penari menampilkan gerakan-gerakan yang menggambarkan penggunaan tenaga dan kelincahan tubuh untuk memaksimalkan hasil tangkapan ikan.
Selanjutnya, terdapat juga gerakan Tari Top Pade yang menggambarkan proses menumbuk padi dan menanam padi. Gerakan ini menampilkan kegiatan petani dalam mengolah tanah dan menanam padi dengan penuh kerja sama. Penari-penari dalam Tari Meusare-Sare menirukan gerakan-gerakan seperti menumbuk padi menggunakan lesung, menyiangi gulma, dan menanam benih padi ke dalam tanah. Semua gerakan ini menunjukkan kekompakan dan ketergantungan satu sama lain dalam upaya menghasilkan hasil panen yang melimpah.
Tarian Meusare-Sare bukan hanya sebuah pertunjukan seni semata, tetapi juga memiliki makna sosial dan budaya yang dalam. Tarian ini mengajarkan nilai-nilai kerjasama, persatuan, dan gotong-royong kepada masyarakat Aceh, yang menjadi bagian penting dari kehidupan mereka. Melalui tarian ini, masyarakat Aceh mengingatkan diri mereka akan pentingnya bekerja sama dan saling mendukung dalam menghadapi berbagai tantangan dan mencapai tujuan bersama, Ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, S.STP, M.Si melalui Kepala Bidang Bahasa dan Seni, Nurlaila Hamjah
Dengan menjaga dan mempertahankan tarian ini, masyarakat Aceh menjaga warisan budaya mereka sekaligus menghidupkan semangat gotong-royong yang kuat, yang menjadi dasar keberlanjutan dan kemajuan komunitas mereka, Kabid Bahasa dan Seni Disbudpar Aceh, Nurlaila Hamjah.
Dalam keseluruhan,lanjut Nurlaila, Tarian Meusare-Sare dengan gerakan-gerakannya yang menggambarkan kerjasama dalam menarik jala untuk menangkap ikan (Tari Tarek Pukat) dan menumbuk serta menanam padi (Tari Top Pade), memperlihatkan betapa pentingnya semangat gotong-royong dalam kehidupan masyarakat Aceh. Tarian ini bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga sebagai pengingat akan nilai-nilai kebersamaan dan kerja sama yang menjadi dasar dari kehidupan mereka.
Nurleila juga mengungkapkan Tari Meusare-sare, salah satu tarian tradisional Aceh, pernah berhasil memukau penonton pada penampilannya yang mempesona pada acara-acara bergengsi diantaranya “16th Asian-Australian Association of Animal Production Societies Congress: Sustainable Livestock Production in the Perspective of Food Security, Policy, Genetic Resource, and Climate Change” yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada pada tanggal 10-14 November 2014 yang lalu.
Selain itu Tari Meusare-sare juga pernah tampil di kegiatan Pesona Aceh di Jogja, Festival of Colours of The World 2016, di Auditorium FIB (Persiapan NFF 2017), dan Seminar Young & Shine Enterpreneur Meusare sare serta di sering ditampilkan berbagai kegiatan event-event Seni dan Budaya lainnya baik di Aceh maupun tingkat Nasional dan International, sebut Nurlaila.
Hal ini menunjukkan bahwa warisan budaya Aceh memiliki daya tarik yang kuat dan mampu bersaing di panggung dunia. Diharapkan, prestasi ini dapat terus memotivasi generasi muda Aceh untuk melestarikan dan mengembangkan budaya daerah mereka.
Tari Meusare-sare adalah salah satu kekayaan budaya Aceh yang terus dilestarikan dan dikembangkan. Penampilan-penampilan di acara-acara internasional ini menjadi bentuk apresiasi atas keindahan dan keunikan tarian tradisional Aceh.