Kasus Demam Berdarah di Kecamatan Darul Imarah Meningkat

ACEH BESAR – Kasus Demam Berdarah (DBD) di Kecamatan Darul Imarah pada bulan januari sampai dengan bulan september 2022 diperkirakan meningkat karena curah hujan, Jumat (9/9/2022).

Dalam hal itu, untuk menurunkan angka DBD di Darul Imarah, Puskesmas Darul Imarah bersama unsur Musyawa Pimpinan Kecamatan bersama-sama gotong royong serentak di 32 Gampong.

“Selama ini pihak Puskesmas terus berupaya menangani kasus ini. Sudah berbagai upaya yang kami lakukan, salah satunya mengandeng Muspika Darul imarah untuk mendukung gotong royong serentak di 32 gampong di Kecamatan Darul Imarah. Karena, salah satu upaya pencengahan DBD ini dengan gotong royong,” kata Kepala Puskesmas Darul Imarah dr. Nilawati MKM,

Ia menjelaskan, Foging itu sebenarnya bukan solusi untuk menangani kasus DBD. Akan tetapi, Foging tersebut hanya untuk Nyamuk besar dan tidak dapat dipergunakan pada Jentik.

“Karena, foging itu hanya nyamuk besar yang mati, tapi untuk jentik yang kecil itu tidak bisa di basmi, bentuknya sangat halus. Jadi, foging itu sebenarnya bukan suatu upaya penyembuhan untuk si penderita tersebut. Tapi, selama ini masyarakat tahu bahwa foging itu salah satu upaya memberantas DBD. Maka dari itu, kita harus mengubah pola pikir bahwa foging itu tidak bisa mencengah DBD,” jelasnya

Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi menjaga kebersihan lingkungan hidup. Agar, tidak ada yang akan terkena DBD, lebih baik mencegah daripada mengobati.

“Harus kita ketahui bersama, untuk pencegahan kasus DBD ini bisa dilakukan melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk meliputi pertama, membersihkan bak mandi, membersihkan kandang hewan peliharaan, membersihkan saluran got, membersihkan atau mendaur ulang barang bekas seperti botol plastik, kaleng bekas dan kaleng bekas dan kaleng bekas dan kaleng bekas dan kaleng bekas dan kaleng bekas dan kaleng bekas dan kaleng bekas dan kaleng bekas dan kaleng bekas dan kaleng bekas dan kaleng bekas itu wajib di lakukan walaupun satu minggu sekali,” pintanya

Nilawati menegaskan, pencegahan dan penanganan masalah DBD ini harus dilakukan mulai dari hulu sampai hilir.

“Salah satu kunci keberhasilan penanganan DBD ini adalah perlunya kerjasama dan sinergi dengan seluruh pihak, terutama masyarakat,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *