Gayungan – DF (16), remaja warga Taman Sidoarjo dibacok 8 remaja di kawasan Jalan Menanggal, Gang Delima No 10, Menanggal, Gayungan, Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (23/1/2023).
Kapolsek Gayungan Polrestabes Surabaya, Kompol Suhartono mengatakan, para pelaku penganiayaan diduga dari kelompok remaja bernama ‘Dar Der Dor’.
Kelompok tersebut sempat berkelahi dengan kelompok DF Cs yang bernama ‘Ogah Mundur’.
Kelompok DF cs yang kalah jumlah dalam perkelahian yang berlangsung di jalanan sepi kawasan Jalan Taman Indah, Taman, Kabupaten Sidoarjo, akhirnya memilih lari, pada Minggu (22/1/2023) malam.
Apesnya saat pelarian, DF terjebak di gang buntu Gang Delima dan ia menjadi sasaran pengeroyokan yang dilakukan kelompok lawannya.
Tak hanya mengalami luka bacok di bagian kulit sisi belakang lengan tangan kanannya, DF juga kehilangan motor dan ponselnya, akibat pengeroyokan tersebut.
“Ada sekitar lebih dari 8 orang.
Kami telah profiling mereka dan proses pengejaran masih terus dilakukan,” ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Jumat (26/1/2023).
Suhartono mengaku, hingga kini pihaknya sudah memeriksa dua orang saksi, yakni teman korban, dan DF atau korban, untuk menindaklanjuti kasus dugaan pengeroyokan tersebut.
Selain itu, petugas juga telah menyita sejumlah barang bukti yang berkaitan dengan aksi perkelahian antar kelompok yang berujung dengan insiden pengeroyokan tersebut.
Mulai dari senjata pisau menyerupai bermata menyerupai gergaji berukuran besar, sebilah besi pipa panjang yang digepengkan permukaannya, dan sebilah celurit.
“Sajam ada 3 yang kami sita. Satu seperti besi gepeng.
Satu sajam menyerupai gergaji besar.
Sementara itu, warga sekitar yakni Subagiono menduga para pelaku merupakan anggota kelompok remaja yang terlibat dalam sebuah aksi tawuran.
Kakek dua cucu itu menampik bahwa kelompok remaja yang terlibat perkelahian hingga berakhir pengajaran dan pengeroyokan di depan rumahnya itu, sebagai kelompok anggota pencak silat.
Pasalnya tidak ada atribut simbol identik kelompok perguruan pencak silat manapun.
“Ya remaja sebangsa gangster.
Kalau pakai (atribut) pencak silat, enggak,” ujarnya saat ditemui di ruang tamu kediamannya.
Aksi pengeroyokan yang dialami DF beserta seorang temannya berakhir di depan rumah nomor 10 yang ditinggali Sri Fatun, suami dan anak-anaknya.
Di halaman depan rumah Sri Fatun itu, DF menjadi sasaran pengeroyokan berujung pembacokan.
Sri Fatun mengaku, dirinya berusaha tetap berada di dalam ruang tamu rumahnya selama keributan.
Ia juga sengaja bersembunyi di dalam rumah dan mematikan seluruh lampu ruangan di dalam rumah agar tetap samar dan terhindar dari sasaran aksi kejahatan.
“Setelah mereka pergi.
Lampu rumah dimatikan semua (biar aman).
Lalu saya keluar setelah melihat Pak Bagio keluar,” ujar Sri Fatun.
Sri Fatun sesekali melihat kondisi situasi di depan halaman melalui kaca jendela depan rumahnya.
Saat melihat dari jendela, Sri Fatun sempat menyaksikan beberapa orang remaja terlibat perkelahian.
Keributan tersebut membuat pagar pembatas antara halaman rumah dengan area lahan kosong di sisi timur ujung jalan gang buntu tersebut, ambruk.
Tak hanya itu, Sri Fatun juga mengaku sempat mendengar teriakan parau dari seorang remaja yang diduga menjadi korban.
“Saya kan memang di ruang tamu. Anak saya memang belum tidur.
Teriak-teriak ramai; tolong-tolong aku dibacok, gitu,” pungkasnya.