BANDA ACEH – Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) Dinas Kesehatan Aceh atau yang lebih dikenal dengan Tim Daerah Terpencil Perbatasan Dan Kepulauan (DTPK) Dinkes Aceh naik perahu mengarungi derasnya arus sungai untuk menuju ke wilayah terpencil Desa Melidi, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, Kamis (27/10/2022).
Di Simpang Jernih, tim DTPK Dinkes Aceh akan melayani kesehatan warga yang dipusatkan 2 titik lokasi. Kedua titik itu adalah Desa Melidi dan Desa Pante Kera, yang berada di pedalaman Aceh Timur.
Koordinator Tim DTPK Dinkes Kesehatan Aceh, dr. Rais Husni Mubarak, menjelaskan, bahwa kegiatan tersebut untuk memberikan pengobatan dan pelayanan kesehatan bagi warga setempat. Pihaknya bersama tim dokter Spesialis juga mengedukasi Masyarakat tentang tata cara menjalani pola hidup bersih dan sehat.
Dr. Rais menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan yang sudah dilaksanakan di Desa Melidi telah berhasil memberikan pelayanan kesehatan kepada 207 warga. Rinciannya, Pasien Anak sebanyak 34 orang, THT 76 orang, Gigi sebanyak 39 orang dan penyakit dalam sebanyak 39 orang.
Selain itu, ada 10 orang Ibu Hamil yang telah mendapatkan pemeriksaan kebidanan menggunakan alat USG mobile Portabel yang dilakukan oleh dokter Spesialis Obgyn, dr. Sarjani, Sp.OG.
Tak hanya itu, Tim DTPK Dinkes Aceh juga turun ke Sekolah Dasar yang ada di lokasi. Di Sekolah Dasar, selain melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, penyuluhan kesehatan THT, tim juga melakukan pemeriksaan gigi dan pembersihan telinga kepada seluruh Siswa SD di wilayah tersebut.
“Anak-anak sangat senang dibagikan odol dan sikat gigi ukuran kecil khusus untuk anak, karena mereka ada yang jarang menyikat gigi, malah ada sebagian yang masih belum memiliki sikat gigi,” ujar Rais.
Tim juga melakukan screening Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan memeriksa Tekanan Darah, Gula Darah, Kolestrol maupun Asam Urat kepada seluruh pasien dan juga diberikan edukasi yang sesuai dengan kondisi hasil pemeriksaan yang di dapat.
Selain itu juga ada penyuluhan tentang penyakit TB (Tuberkulosis), penyuluhan kesehatan untuk ibu hamil dan anak balita, serta pembagian Higienis Kit berisi handuk, odol dan sikat gigi“ urainya.
“Memang untuk menuju ke lokasi pihaknya harus naik perahu mengarungi derasnya arus sungai Simpang Jernih dan ini sungguh sebuah perjalanan yang menantang dan memacu andrenalin anggota tim”, terang Rais.
“Apalagi saat melewati daerah Batu Katak, daerah yang terkenal berbahaya dan menjadi ancaman tersendiri bagi perahu yang melewatinya. Bahkan sudah ada korban jiwa dan harta benda yg hilang akibat kecelakaan di Batu katak ini”, Tambah dr. Rais.
Namun, lanjutnya, semua itu terobati ketika masyarakat menyambutnya dengan antusias.
Saat tiba di Desa Melidi, tim disambut dengan tarian sambutan selamat datang oleh anak-anak SD disini. Tradisi sambutan selamat datang ini merupakan bagian dari Adat Masyarakat Gayo yang mendiami wilayah ini.
“Mereka merasa istimewa bisa bertemu dengan dokter spesialis karena memang jarang ada kesempatan, “ ujar Rais.