BANDA ACEH – Pelayanan Kesehatan di Aceh belum dapat dilaksanakan secara optimal karena kendala geografis dan sosial, yaitu mereka yang tinggal di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan.
Di satu sisi, sebagai Daerah kepulauan dengan wilayah yang luas masih ditemukan keterbatasan sarana prasarana pelayanan kesehatan khususnya di DTPK. Sehingga, akses masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan tergolong masih rendah.
Oleh karena itu, Program Pelayanan kesehatan bergerak Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) merupakan salah satu langkah Pemerintah, melalui Dinas Kesehatan Aceh dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil dan sangat terpencil di Aceh.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif melalui Koordinator Tim DTPK Aceh dr. Rais Husni Mubarrak mengatakan, Tim DTPK hadir mengunjungi Daerah-Daerah yang memang kesulitan akses pelayanan kesehatan dan itu tersebar hampir diseluruh Kabupaten di Aceh. Seperti Simeulue, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Aceh Timur dan Aceh Selatan.
“Daerah yang kita tuju adalah daerah-daerah yang memang kesulitan akses dan itu tersebar hampir di semua Kabupaten di Aceh. Misalnya kalau kita ke Simeulue itu disamping dia ada Daerah kepulauan ada juga pulau lagi dari pulau Simeulue nya misalnya Pulau Teupah dan Pulau Siumat dan juga kita sudah mengunjungi Sibigo dan Sanggiran. Kemudian kalau kita bergeser ke Aceh Tenggara ada Daerah seperti Naga Timbul, Lauser dan Antara. Kemudian kalau kita ke Aceh Timur ada simpang Jernih dari Simpang Jernih itu kita naik boot lagi sekitar 3 jam ke kantor Palu campur Dan Mulidi. Kemudian kalau kita bergeser ke Aceh Selatan Manggamat, jika airnya terlalu besar mereka tidak bisa mengarungi sungai,” kata dr. Rais saat ditemui di Ruang kerjanya, Minggu (30/10/2022).
Rais Husni Mubarrak menjelaskan, bahwa Tim DTPK Aceh sudah berjalan hampir 5 tahun dan telah mengunjungi Daerah-Daerah terpencil di Aceh sebanyak 60 Desa. Serta,Tim DTPK Aceh sangat ikhlas dalam menjalankan tugas di lapangan.
“Tim kita ini yang memang sudah berjalan hampir 5 tahun dan telah mengunjungi lebih kurang 60 Desa di Daerah terpencil yang ada di Aceh dan Tim ini sangat ikhlas dalam bekerja di lapangan dan biasanya kita tidur di sekolah atau di rumah-rumah warga yang memang memberikan dengan ikhlas,” jelasnya.
Rais juga mengatakan, pihaknya turut membagikan pakaian seperti Selimut, Handuk, Sikat gigi, dan sabun, serta beberapa bantuan PMT untuk penanggulangan gizi buruk.
“Kita membawa selimut dan kita berikan kepada Ibu Hamil dan Ibu menyusui serta Bayi, Kemudian kita membawa handuk yang kita berikan kepada Lansia dan sikat gigi untuk anak-anak serta sikat gigi dan sabun untuk orang dewasa dan juga ditambah lagi dengan beberapa bantuan PMT untuk penanggulangan gizi buruk itu selalu kita bawa ke masyarakat daerah terpencil dengan harapan ketika kita memberikan bantuan saat ini mereka merasa ada keterikatan dengan kita jadi bukan hanya kita memberikan obat-obatan kepada mereka tetapi kita juga memberikan sebuah Indra mata yang merupakan ajang kebersamaan kita dan barang-barangnya ini ada sebagian,” pungkas dr. Rais.