Jakarta – Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menduga, ada kepentingan politik di balik ajakan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk membentuk Sekretariat Perubahan.
AHY dinilai ingin mengunci Demokrat, Nasdem, dan PKS dalam Koalisi Perubahan, sekaligus mengamankan kursi calon wakil presiden (cawapres) untuk dirinya.
“Bagi Partai Demokrat sendiri, tujuan lain pembentukan Sekretariat Perubahan boleh jadi juga ditujukan untuk terus menerus menggaungkan gagasan pasangan Anies-AHY agar dipertimbangkan untuk diusung oleh koalisi ketiga partai politik itu,” kata Bawono, Jumat (27/1/2023).
Bawono menilai, ambisi AHY menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan sangat kentara.
Sejak Nasdem mendeklarasikan Anies sebagai capres pada awal Oktober 2022 lalu, tampak AHY dan Demokrat yang paling intensif melakukan pendekatan komunikasi politik.
AHY terus menggelar pertemuan politik dengan Anies. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut juga berulang kali sowan ke Surya Paloh, pimpinan tertinggi Nasdem.
Menurut Bawono, berbagai pertemuan itu memperlihatkan upaya keras AHY agar ditunjuk sebagai calon RI-2 pendamping Anies.
“Berbagai pendekatan komunikasi politik itulah kemudian menciptakan pandangan dari basis pendukung AHY bahwa Anies merupakan bakal calon presiden paling memiliki ikatan emosional untuk didukung,” ujarnya.
Memang, kata Bawono, dari sejumlah nama, sosok AHY paling potensial sebagai cawapres Anies. Ini ditunjukkan oleh temuan sejumlah lembaga survei.
Survei Indikator Politik Indonesia periode 1-6 Desember 2022 misalnya, memperlihatkan bahwa 28,0 persen basis pemilih Anies lebih memilih AHY sebagai bakal cawapres.
Temuan ini konsisten dengan survei Indikator dua bulan lalu yang menunjukkan bahwa 28,6 persen pemilih Anies lebih memilih AHY sebagai calon RI-2 pada pemilu mendatang.
Oleh karenanya, tak heran jika AHY dan Demokrat ngotot jadi pendamping Anies Baswedan.
“Karena itu, memang tidak ada pilihan lain bagi Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera selain berkoalisi menghadapi Pemilu 2024,” tutur Bawono.
Sebagaimana diketahui, Demokrat telah menyatakan dukungannya untuk Anies Baswedan maju sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2024.
Langkah Demokrat ini menyusul dukungan Nasdem untuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu. “Bagi Demokrat, Mas Anies adalah tokoh perubahan dan perbaikan,” kata AHY dalam keterangannya, Kamis (26/1/2023).
Sejak lama, Demokrat, Nasdem, dan PKS mewacanakan pembentukan Koalisi Perubahan. Namun, kerja sama itu tak kunjung resmi hingga saat ini.
Disinyalir, ketiga partai masih alot soal nama cawapres. Demokrat ingin AHY jadi calon RI-2, sementara PKS ingin Ahmad Heryawan yang mendampingi Anies Baswedan.
Terbaru, AHY mengajak PKS menyerahkan ihwal cawapres ke Anies. Meski, diakui oleh AHY, Demokrat dan PKS menjagokan kader masing-masing sebagai cawapres.
Oleh karena itu, pimpinan partai berlambang bintang mercy tersebut mengajak PKS dan Nasdem membentuk Sekretariat Perubahan. Langkah ini demi membuktikan keseriusan dan komitmen ketiga partai dalam berkoalisi.
“Koalisi Demokrat, PKS, dan Nasdem dipersatukan oleh visi dan semangat yang sama, senasib dan seperjuangan, untuk mengemban amanah rakyat yang menginginkan perubahan dan perbaikan pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ucap AHY.