Yamaha Ungkap Dua Kelemahan pada MotoGP 2022

BANDA ACEH – Managing Derector Yamaha MotoGP Lin Jarvis mengakui dua problem utama timnya pada motoGP 2022 yang diyakini mampu diatasi tahun depan.

Performa juara dunia bertahan Fabio Quartararo terjun bebas sejak paruh kedua MotoGP 2022. Setelah GP Jerman pada pertengahan Juni lalu, sampai menjelang balapan terakhir di GP Valencia pada 6 November nanti, tim pabrikan Yamaha kalah telak dari Ducati.

Dalam sembilan balapan antara GP Belanda sampai GP Malaysia pada akhir pekan lalu, Ducati mampu unggul 7-0 atas pabrikan dari Iwata, Jepang, tersebut.

Hasilnya, setelah tertinggal 91 poin usai GP Jerman, Francesco Bagnaia kini berbalik unggul 23 poin atas El Diablo menjelang lomba terakhir di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, nanti.

Lin Jarvis selaku Managing Director Yamaha MotoGP akhirnya buka suara menghadapi situasi ini. Menariknya, Jarvis melihat Yamaha masih akan menghadapi masalah yang kompleks pada awal MotoGP 2023 nanti.

“Kami selalu memperhatikan benar sejumlah kekuatan dan kelemahan. Namun, kini kami memang memiliki keuntungan di kompetisi ini,” tutur Jarvis seperti dikutip Speedweek.com.

“Di sisi lain, Ducati memiliki mesin yang powerful, peningkatan pada teknologi pengereman, dan kecepatan di tikungan. Kami sendiri tidak yakin mampu menutup gap dengan mereka pada awal musim 2023 nanti.”

Pun begitu, Jarvis melihat masih banyak peluang untuk perbaikan. Dimulai dari menghilangkan sejumlah prosedur yang kurang pas dan kesalahan-kesalahan pada musim ini.

“Kami mulai bekerja dengan teknisi top (Luca) Marmorini (insinyur ahli mesin sistem elektronik yang pernah bekerja untuk tim Toyota F1 dan Scuderia Ferrari) dan timnya pada Januari dan kini kami mulai melihat keuntungannya, perubahan gaya dan pendekatan,” tutur Jarvis.

Lebih jauh Lin Jarvis juga menjelaskan penyebab besarnya gap performa antara Yamaha YZR-M1 dengan Ducati Desmosedici GP22 pada MotoGP musim ini.

“Kami tidak pernah memiliki cukup waktu, usaha maupun energi untuk aerodinamika. Tentu itu bukan problem terbesar kami saat ini, yakni kurangnya tenaga pada mesin. Faktanya, aerodinamika dan kecepatan berhubungan satu sama lain,” ucap Jarvis.

“Jika ada aerodinamika yang benar-benar cocok, kami akan mampu berakselerasi lebih baik tanpa kehilangan tenaga terlalu banyak. Sayangnya, untuk pengembangan aerodinamika, kami tidak seberani Ducati dan Aprilia.”

Kendati demikian, Yamaha bukan tanpa usaha untuk pengembangan aerodinamika ini. Mereka saat ini sudah melakukan rangkaian tes di terowongan angin (wind tunnel) di Eropa dan mengklaim sudah membuat kemajuan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *